Ditulis oleh: Sr. Martina O.P.
Jadilah anak yang suka
menolong.
Pada Minggu pagi, Radit menatap celengan bentuk ayam dari tanah liat. Digoncanggoncangkannya celengan itu dengan wajah gembira.
“Asyik, celenganku sudah berat.” Radit sudah menunggu-nunggu celengannya penuh untuk membeli buku cerita yang ingin dimilikinya.
Minggu siang, bersiap-siaplah Radit untuk berangkat.
“Kak, Reni mau ikut. Kakak mau ke mana?” ujar Reni.
“Ke toko buku, ayo kamu siap-siap juga!” jawab Radit.
Sesampainya di toko buku, Radit berjalan menuju rak yang berisikan buku cerita. Saat hendak membayar, Radit bingung karena Reni sudah tidak ada di sampingnya.
“Ke mana Reni, kok bisa hilang?” Radit panik mencari adiknya di seluruh lorong dan menemukan Reni di lorong buku pelajaran TK. Reni sedang melihat bukubuku latihan membaca dan menulis.
“Reni, pergi kok tidak bilang? Kakak bingung nyariin kamu!” kata Radit.
“Maaf Kak, tadi Reni lihat buku latihan membaca dan menulis yang disuruh beli Bu Guru buat persiapan masuk SD. Ini Reni juga bawa hasil celengan.” Akhirnya mereka menuju ke kasir. Ketika di kasir, Radit tidak menghitung celengan Reni, ternyata jumlah celengan Reni belum cukup untuk membeli buku yang dipegangnya.
Akhirnya Radit membatalkan membeli buku cerita kesayangannya. Radit memberi sebagian celengannya untuk membayar bukunya Reni. Radit berpikir bahwa buku Reni lebih bermanfaat untuk masa depannya. Sedangkan buku cerita Radit hanya untuk kesenangan sesaat.
Ibu Radit sangat bangga dengan sikap Radit yang sudah peka dengan adiknya. ***